Thursday, September 19, 2013

bakteriologi

 
Pengertian Bakteriologi
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri, struktur anatomi sel bakteri, cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai
biologibakteri. Bakteri memiliki nilai ekonomi penting dalam kehidupan manusia dan demikian pula bakteriologi. Pengetahuan dalam cabang ilmu ini bermanfaat dalam pengobatan, higiene, ilmu pangan dan gizi, pertanian, dan industri (terutama industri fermentasi).
Struktur Bakteri
Dindingsel
Dinding sel tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan (murein) yaitu susunan yang terdiri dari polimer besar dan terbuat dari N – asetil glukosamin dan asam N – asetil muramat yang saling berikatan silang dengan ikatan kovalen.
Kapsul
Merupakan selaput licin terdiri dari polisakarida terletak di luar dinding sel. Bakteri yang patogen memiliki kapsul berfungsi mempertahankan diri dari antitoksin yang dihasilkan sel inang.
Membran sel
Tersusun atas lemak dan protein, bersifat semipermeable, berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat ke dalam sel.
Sitoplasma
Merupakan tempat berlangsungnya reaksi metabolik.
Nucleoid (DNA)
Untuk mengontrol sintesis protein dan pembawaan sifat.
Flagella (CambukBesar)
Berfungsi utk bergerak, flagel melekat pada membran luar di dinding sel.
Ribosom
Tersusun atas protein dan RNA, sebagai tempat sintesis protein.
Mesosom
Terbentuk dari membran sel yg tidak membentuk lipatan. Organel ini berfungsi sbg tempat pemisahan dua molekul DNA dan berperan juga dalam pembentukan dinding sel baru antara kedua sel anak tersebut.
Ciri-ciri bakteri
  • Bakteri merupakan organisme mikroskopis rata-rata berdiameter 1,25 mikrometer (μm). (mikrometer = 1/1000000 meter).
  • Bakteri yang terkecil adalah Dialister pneumosintes dengan panjang tubuh 0,15 – 0,30 μm
  • Sedangkan bakteri terbesar adalah Spirillum voluntans, panjang tubuh 13 – 15 μm.
  • Ukuran bakteri adalah mikroskopis, artinya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Bentuk-bentuk bakteri
Ada 3 macam bentuk bakteri sebagai berikut :
1. Bentuk batang (basil)
Bakteri bentuk batang dikenal sebagai basil (berasal dari kata bacillus yang berarti batang). Bentuk ini dapat dibedakan mjd :
  • Monobasil,yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal. Contoh: Salmonella typhosa penyebab penyakit tipus, Escherichiacoli bakteri yang terdapat pada usus dan Lactobacillus.
  • Diplobasil yaitu bakteri berbentuk basil yang bergandengan dua-dua
  • Streptobasil yaitu bakteri berbentuk basil yang bergandengan memanjang berbetuk rantai, misal Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks, Streptpbacillus moniliformis, Azotobacter, bakteri pengikat nitrogen.
2. Bentuk bulat (kokus)
Bakteri bentuk bulat (bola) atau kokus dpt dibedakan mjd:
  • Monokokus yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misal Monococcus gonorhoe penyebab penyakit kencing nanah.
  • Diplokokus yaitu bakteri berbentuk bola bergandengan dua-dua, misal Diplococcus pneumoniae penyebab penyakit pneumonia (radang, paru-paru).
  • Streptokokus yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok memanjang berbentuk rantai, misal Streptococcus lactis, Streptococcus pyogenes penyebab sakit tenggorokan dan Streptococcus thermophilis untuk pembuatan yoghurt (susu asam).
  • Stafilokokus yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni seperti buah anggur, misal Stafilokokus aureus, penyebab penyakit radang paru-paru.
3.  Bentuk spiral
Ada tiga macam bakteri bantuk spiral yaitu:
  • Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral, misalnya Spirillum.
  • Vibrio atau bentuk koma yang dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna misalnya Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera.
  • Spiroseta yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang dapat bergerak misal: Spirochaeta palida, penyebab penyakit sifilis.
Pergerakan bakteri
Bakteri dapat bergerak dengan menggunakan flagel.
Flagel merupakan bulu-bulu cambuk yang dimiliki oleh beberapa jenis bakteri dan letaknya berbeda-beda tergantung kepada spesiesnya.
Berdasarkan letak dan jumlah flagel yang dimiliki maka bakteri dibedakan menjadi:
Monotrik:
yaitu bakteri yang memiliki sebuah flagel pada satu ujungnya.
Lopotrik :
yaitu bakteri yang pada satu ujungnya memiliki lebih dari satu flagel.
Amfitrik :
yaitu bakteri yang pada kedua ujungnya hanya terdapat satu buah flagel.
Peritrik :
yaitu bakteri yang memiliki flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.

Saturday, September 7, 2013

Menurut Kerlinger analisa adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja untuk mengetahui sesuatu. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Jadi Analis kesehatan adalah petugas yang bekerja di laboratorium untuk melakukan pemeriksaan lab sebagai penunjang diagnosa dokter demi membantu seseorang mencapai keadaan jasmani, dan jiwa yang sejahtera. Analis kesehatan atau pranata laboratorium adalah bagian dari profesi di bidang kesehatan. Seorang analis harus memiliki ketrampilan dan tanggung jawab yang tinggi dalam pemeriksaan sampel. Hal ini berhubungan dengan adanya risiko yang fatal jika terjadi kesalahan.
Banyak yang tidak mengetahui jg analis kesehatan memiliki banyak sekali peluang pekerjaan. Seorang lulusan analis bisa bekerja pada laboratorium rumah sakit tentunya bertugas membantu diagnosa seorang dokter. Selain rumah sakit analis kesehatan bisa ditempatkan di Prodia, PMI, dan segala tempat yang berhubungan dengan analisis.
bisa dilihat seperti inilah gambarannya seorang analis saat bekerja.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Salah satu contoh kasus dari kelalaian seorang analis ialah kasus mengenai seorang wanita bernama Prita Mulyasari yang kasusnya sangat marak diberitakan di media belakangan ini. Kasus yang menimpa Ibu Prita Mulyasari yang dituntut oleh Omni International Hospital Tangerang atas dasar pencemaran nama baik dan sempat ditahan di LP Wanita Tangerang sebelum akhirnya mendapat penangguhan penahanan, menjadi berita hangat yang memicu timbulnya simpati masyarakat sampai politisi di tanah air. Kasus ini bermula dari tersebarnya email yang berisi keluhan Ibu Prita di internet yang oleh pihak RS Omni dianggap merugikan dan mencemarkan nama baik RS dan dua orang dokternya. Dalam email yang tersebar luas tersebut, Ibu Prita dengan gamblang menyatakan bahwa RS Omni International telah melakukan penipuan atas dirinya karena menggunakan hasil lab yang hasilnya tidak valid untuk memutuskan rawat inap. Hasil lab yang dimaksud adalah hitung trombosit yang dilakukan dua kali yang hasilnya 27.000. Keesokan harinya dokter spesialis yang merawat mengatakan ada revisi tentang hasil lab yang dilakukan semalam, dan hasil yang benar adalah 181.000. Inilah yang kemudian dianggap sebagai penipuan oleh Ibu Prita. Dari keterangan yang ada didalam email tersebut berupa gejala klinis dan hasil pemeriksaan trombosit awal, memang seorang dokter segera akan berpikir bahwa itu demam berdarah sebelum terbukti yang lain, karena Indonesia termasuk daerah endemik demam berdarah. Trombosit yang 27.000 ribu tersebut sudah termasuk membahayakan karena potensi terjadinya perdarahan cukup besar. Jadi berdasarkan pemeriksaan awal, saya kira memang sudah seharusnya Ibu Prita dirawat segera. Perlu dicatat bahwa nilai normal hitung trombosit adalah 150.000-300.000/mikroliter (ada variasi nilai normal antar laboratorium/RS). Nilai kritis pemeriksaan trombosit adalah 50.000. Potensi terjadinya perdarahan sangat besar bila nilainya sudah dibawa 20.000. Namun yang mencengangkan saya adalah revisi hasil lab yang dimaksud keesokan harinya. Apakah revisi tersebut dilakukan dengan sampel yang sama? Apakah dua kali pemeriksaan awal (sesuai email Ibu Prita) tersebut dua-duanya salah? Ini sangat kontras dengan apa yang dijelaskan pihak RS Omni dalam klarifikasinya seperti yang diberitakan oleh Kompas. Pihak RS dari berita itu hanya melakukan dua kali pemeriksaan hitung trombosit, dan menyatakan bahwa pemeriksaan pertama tidak valid karena banyak gumpalan darah. Saya kira disinilah letak kompetensi laboratorium RS Omni yang harus dipertanyakan. Kenapa bisa terjadi banyak gumpalan darah? Darah yang telah diberi anticoagulan atau antibeku tidak akan membeku, oleh karena itu pihak RS Omni harus menjelaskan kepada masyarakat mengapa terdapat banyak gumpalan darah di sampel darah Ibu Prita yang menjadi alasan tidak validnya pemeriksaan pertama. Secara keseluruhan kasus ini menurut saya hanya karena kurangnya komunikasi antara dokter dan pasien. Setiap tindakan yang diberikan kepada pasien seyogyanya memang mesti sepegentahuan pasien. Di sinilah letak pentingnya informed consent. Dokter-dokter kita sepertinya masih merasa terlalu sibuk untuk menjelaskan secara sederhana kepada pasien tentang penyakitnya, diagnosis, prosedur pengobatan yang akan dilakukan, sehingga mereka lebih memilih untuk memberikan instruksi berupa resep dan tindakan medis dengan informasi yang seadanya kepada pasien.
Kasus Prita tersebut adalah salah satu contoh agar nantinya seorang analis harus memiliki keterampilan dan tanggung jawab yang besar agar nantinya mereka dapat berhati-hati dalam megerjakan suatu sampel sehingga mereka dapat mempertanggung jawabkan sampel tersebut. Sehingga tidak ada lagi kasus Prita lainnya dikemudian hari. Hal ini juga sudah sepatutnya menjadi pelajaran bagi profesi analis kesehatan untuk lebih berhati-hati dan lebih teliti. Sama halnya dengan rumah sakit, rumah sakit adalah kehidupan ideal bagi orang-orang yang punya jiwa kemanusiaan, rasa sosial dan kemasyarakatan yang tinggi. Oleh karena itu profesi di bidang pelayanan jasa medis apapun bentuk profesinya (Rumah Sakit padat profesi) baik yang berprofesi sebagai staf medis (dokter), staf paramedis (perawat / bidan) dan staf penunjang medis lainnya seperti analis kesehatan, apoteker, analis gizi, fisioterapi, radiographer adalah salah satu dari sekian banyak jenis pekerjaan yang dianggap mulia. Begitu banyak pengetahuan medis yang telah disumbangkan ilmuwannya dalam rangka upaya penyembuhan, penyelamatan dan pemulihan kesehatan umat manusia. Dan hal ini seringkali klimaks dan atau antiklimaksnya berakhir di Rumah Sakit, berhasil atau sebaliknya gagal. Namun alangkah naifnya jika profesi dibidang kesehatan lebih banyak muatan komersialnya dari pada muatan pelayanan sosial kemasyarakatan, simplenya dua-duanya harus seimbang antara pelayanan sosial kemasyarakatan dengan bisnis dan keuntungan.
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menganalisa sesuatu, adapun etika profesi analis kesehatan :
ETIKA PROFESI ANALIS KESEHATAN
Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
• Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
• Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
• Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan)
Kewajiban Terhadap Profesi
• Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi, menjaga integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.
• Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional, standar keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
• Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.
Kewajiban Terhadap Pekerjaan
• Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur
• Amanah serta penuh integritas
• Bekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawab
• Penuh semangatdan pengabdian
• Kreatif dan tekun
• Menjaga harga diri dan jujur
• Melayani dengan penuh kerendahan hati
Kewajiban Terhadap Rekan
• Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang berlaku
• Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.
• Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati dengan teman sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan tetap berkualitas tinggi.
Kewajiban Terhadap Pasien
• Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada pasien / pemakai jasa secara profesional.
• Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa, serta hanya memberikan kepada pihak yang berhak.
• Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat
Kewajiban Terhadap Masyarakat
• Memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan profesionalnya kepada masyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
• Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta norma-norma yang berkembang pada masyarakat.
• Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar norma yang berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi kepentingan masyarakat.
Langkah Menuju Profesional
• Self comitment (teguh pada tujuan yang ingin dicapai dan berprinsip namun tidak kaku)
• Self management (manajemen prioritas dan manajemen waktu)
• Self awareness (pengelolaan kelemahan dan kelebihan diri)
Harapan Profesionalisme Analis Kesehatan
• Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil pengujian, dapat menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri sendiri
• Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan
• Responsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam memberikan pelayanan yang baik terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
• Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat dipercaya yang dimiliki Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya atau keragu-raguan
• Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
2.4 Manfaat dan Pengaruh Analis Kesehatan
Segala sesuatu pasti memiliki manfaat dan pengaruh baik positive maupun negative. Dunia kedokteran memiliki banyak sekali aspek yang mendukung didalamnya. Banyak sekali hal yang ikut andil besar dalam kemajuan dunia kedokteran. Faktor penunjang dunia kedokteran meliputi profesi, laboratorium, media, sampel, bahkan hingga teknologi. Paper ini akan jauh membahas lebih dalam megenai profesi yang menunjang karir seorang dokter. Dimana dapat kita ketahui profesi yang tidak kalah penting membantu dalam dunia kedokteran.
Banyak orang yang tentu sudah mengenal profesi seorang dokter, dokter adalah adalah seseorang yang karena keilmuannya berusaha menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tidak semua orang yang menyembuhkan penyakit bisa disebut dokter. Untuk menjadi dokter biasanya diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus dan mempunyai gelar dalam bidang kedokteran. Banyak orang mengira jika sakit, mereka hanya perlu datang ke dokter untuk berobat. Padahal banyak sekali profesi yang turut membantu dalam diagnosa seorang dokter. Profesi bidan misalnya secara teknis bidan adalah seseorang yang membantu dalam proses kelahiran seorang bayi dimana ia membantu profesi seorang dokter kandungan. Contoh kedua adalah perawat jika anda pernah dirawat di rumah sakit tentu anda akan dirawat oleh seorang perawat dimana perawat bertugas untuk merawat pasien dari seorang dokter. Ada satu lagi profesi yang sangat membantu profesi seorang dokter, profesi tersebut adalah profesi analis kesehatan. Banyak sekali orang tidak mengerti mengenai analis kesehatan. Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab 2.2 mengenai definisi analis kesehatan atau pranata laboratorium ialah petugas yang bekerja di laboratorium untuk melakukan pemeriksaan lab sebagai penunjang diagnosa dokter demi membantu seseorang mencapai keadaan jasmani, dan jiwa yang sejahtera.
Diagnosa seorang dokter sangat dipengaruhi oleh sampel yang diteliti oleh pranata laboratorium atau analis kesehatan. Jika terjadi kesalahan dalam meneliti sampel maka yang patut disalahkan adalah analis kesehatan yang tidak terampil dan bertanggungjawab atas sampel tersebut. Diagnosa adalah identifikasi mengenai sesuatu. Diagnosis digunakan dalam medis, ilmu pengetahuan, teknik, bisnis, dll. Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Dalam hal ini sudah sepatutnya seorang analis bekerja sama dengan dokter dalam membantu mendiagnosa suatu penyakit. Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa analis kesehatan adalah contoh dari salah satu profesi yang sangat menunjang dalam dunia kedokteran. Berdasarkan hal tersebut seperti yang kita ketahui jurusan analis kesehatan masih sangat langka di Indonesia. Peluang kerja yang menjanjikan bagi lulusannya membuat jurusan ini banyak dicari oleh lulusan sekolah menengah atas.
Mengapa harus analis kesehatan? Karena lulusan program studi (prodi) analis kesehatan makin dibutuhkan. Profesi ini berperan menegakkan diagnosa klinis melalui pemeriksaan laboratorium. Bahkan bisa menggeser peran seorang dokter. Untuk memastikan jenis penyakit, sampel darah pasien akan diperiksa di labaratorium. Demikian imbauan yang lazim diucapkan pejabat di tengah merebaknya wabah flu burung. Bicara soal laboratorium, ingatan kita selalu tertuju pada sebuah profesi: analis kesehatan. Ya, profesi tersebut sekarang sedang naik daun. Sebagai operator laboratarium, analis kesehatan menjadi ujung tombak untuk mendiagnosa beragam penyakit. Padahal dulu dokter bagaikan ”dewa”, dan dianggap sebagai satu-satunya tenaga medis yang berwenang menentukan derajat kesehatan pasien. Seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan, makin terbukalah rahasia tautan derajat kesehatan dan komposisi kimia dalam tubuh manusia. Alhasil, uji klinis seperti sampel darah, urine dan kandungan lain dalam tubuh sangat penting, untuk memastikan jenis serta stadium penyakit yang diderita pasien. Oleh sebab itu, wajar jika muncul klaim bahwa peluang kerja analis kesehatan di masa sekarang dan mendatang makin cerah. Mereka bisa bekerja di instansi pemerintah (sebagai PNS), rumah sakit swasta, laboratorium swasta, maupun marketing diagnostic. Keberadaan tenaga analis kesehatan yang profesional kian dibutuhkan masyarakat. Mengapa analis kesehatan makin laris manis? Hal tersebut merujuk pada dua faktor. Pertama, munculnya paradigma kesetaraan di antara tenaga medis. Dulu ada kesan bahwa perawat, analis, serta tenaga medis lainnya hanya sekadar pembantu dokter. Saat ini muncul paradigma baru bahwa setiap tenaga medis merupakan sejawat yang saling membutuhkan. Alasan kedua, masyarakat makin menyadari pentingnya tenaga analis dan laboratorium kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan setiap puskesmas harus memiliki sekurangnya satu tenaga analis kesehatan. Meski pangsa pasar besar, sampai sejauh ini populasi prodi analis kesehatan relatif kecil. Fenonema ini juga terjadi dalam skala yang lebih luas, yaitu nasional. Pasalnya, sampai kini baru terdapat 20 program studi analis kesehatan di seluruh Indonesia. Populasi prodi lain pada bidang ilmu yang sama, seperti analis farmasi dan analis kimia, juga relatif kecil. Bahkan prodi refraksi optisi baru dimiliki lima perguruan tinggi di Indonesia. Pada saat yang sama, kesadaran masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatan dan kualitas hidup juga meningkat. Salah satunya ditandai dengan menjamurnya klinik atau laboratorium kesehatan. Apakah ini akibat banyak masyarakat yang mengidap penyakit degeneratif seperti diabetes, asam urat, liver, dan jantung? Bisa jadi memang begitu, atau lantaran meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi kesehatannya. Sudah lumrah, jika penderita diabetes melakukan pengecekan kadar gulanya secara teratur di laboratorium kesehatan. Ternyata setengah dari sebagian responden mengaku datang atas inisiatif sendiri. Artinya, bukan karena ada rekomendasi dokter. Mudahnya memperoleh informasi kesehatan membuat masyarakat seakan mengabaikan peran dokter. Dengan berpatokan pada hasil uji laboratorium, masyarakat kemudian melakukan terapi penyakit secara mandiri. Pada batas tertentu, hal itu diperbolehkan. Misalnya, hasil uji kadar gula darah digunakan sebagai patokan diet bagi penderita diabetes. Namun, peran dokter itu sangat diperlukan untuk memberikan terapi secara menyeluruh. Berdasarkan kurikulum yang ditetapkan Departemen Kesehatan, mahasiswa analis kesehatan juga memperoleh bekal di bidang analis medis, industri, dan kimia. Konsepnya bukan konsentrasi, melainkan lingkup kurikulum.